Budaya dalam Genggaman Pemuda

Follow Us to Share Your Culture

Randai

Pamainan Anak Nagari, dimainkan dengan membentuk lingkaran legaran pengantar cerita drama

Tari Piring

Tari yang sangat dikenal di seluruh Indonesia, karena kemampuannya melibatkan emosi penonton melalui cuplikan menginjak beling kaca

Musik Tradisional

Harmonisasi talempong dengan canang, gandang, saluang dan alat musik tradisional lainnya mengalun indah dan semakin mengingatkan kampung halaman

Drama

Cerita kaba yang diselingi oleh randai di setiap pergantian scene-nya

Penalaran

Pembentukan pola pikir yang biasanya disajikan dalam kajian

Senin, 21 Mei 2012

UPBM Unpad Sajikan Versi Lain Kisah Malin Kundang yang Justru Berbakti pada Ibu



[Unpad.ac.id, 21/05/2012] Sebagian besar masyarakat Indonesia mungkin mengenal Malin kundang sebagai seorang sosok antagonis dalam cerita rakyat yang berasal dari Provinsi Sumatra Barat. Legenda yang beredar di tengah masyarakat, Malin Kundang merupakan seorang anak yang durhaka pada ibunya hingga dirinya dikutuk menjadi batu. Setidaknya, versi tersebutlah yang secara turun temurun diceritakan orang tua pada sang anak. Namun, Unit Pencinta Budaya Minangkabau (UPBM) Unpad mencoba meramu edisi lain dari tokoh sentral dalam cerita ini yaitu Malin menjadi seorang anak yang justru sangat berbakti pada orang tua, terutama ibunya.
Pagelaran bertajuk “Another Story of Malin Kundang” yang diselenggarakan Unit Pencinta Budaya Minang (UPBM) Unpad dalam rangka Dies Natalis UPBM Unpad ke-25 (Foto: Indra Nugraha)*

“Di sini, kita berusaha mengungkap sisi lain dari Malin Kundang, yang biasanya kita tahu Malin Kundang itu sosok yang antagonis,” ujar A. Syauki Mahmudi, Ketua Pelaksana Ulang Tahun Perak UPBM Unpad ketika memberikan sambutan dalam acara pagelaran seni yang merupakan puncak acara perayaan Dies Natalis UPBM Unpad yang ke-25 bertajuk “Another Story of Malin Kundang” di Sasana Budaya Ganesha, Bandung, Minggu (20/05) malam.

Dalam acara yang dihadiri pula oleh Direktur Lembaga Pengembangan Kemahasiswaan dan Alumni Unpad, Dr. Ir. Heryawan Kemal Mustafa, M.Sc., dan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kota Bandung, Drs. Priana Wirasaputra, MM., pagelaran ini cukup menyedot perhatian para mahasiswa maupun masyarakat umum baik pencinta ataupun pemerhati budaya Minangkabau. Hal tersebut jelas terlihat dari ratusan penonton yang memenuhi tempat duduk di tiap sudut Sasana Budaya Ganesha.

Diadaptasi dari cerpen Malin Kundang karya Es Ito, UPBM Unpad menceritakannya kembali dalam sebuah pertunjukan drama nan memukau dengan iringan musik khas Minangkabau. Tidak sedikit pula tarian dan seni bela diri orang Minang yang disisipkan di dalam drama cerita, diantaranya Tari Galombang Pasambahan, Tari Limpapeh, Tari Panen, Silek Garuik Harimau, Tari Rantak, Tari Pamenan. Bahkan, Randai disajikan terus menerus ketika cerita berlangsung, sebuah permainan Anak Nagari di Minangkabau guna membalut cerita yang berupa pesan atau kaba melalui gerakan silat dalam lingkaran legaran.

Dengan latar tanah Minangkabau, pada awalnya dikisahkan Mande Rubiah ibunda dari Malin yang keluar dari rumah karena berselisih paham dengan kakaknya, Bagindo Capek Lago. Ia kemudian tinggal seorang diri di sebuah gubuk di pinggir hutan untuk membesarkan anaknya, hanya ada satu harapan bagi dirinya kala itu agar Malin cepat besar dan dapat merubah nasib keluarganya nanti “Malin, capek gadang yo nak,” ujar wanita yang memerankan tokoh Mande Rubiah.

Setelah beranjak dewasa, hampir sama dengan legenda yang beredar selama ini, Malin bersama seorang temannya, Pakiah, mencoba peruntungan mereka dengan pergi merantau guna membantu kebutuhan keluarganya. Malin pun berjanji pada Mande Rubiah bahwa akan kembali ketika dirinya kelak sukses, dan akan menyelesaikan masalah ibunya dengan kakaknya. Diisi dengan sedikit bumbu humor, serta beberapa hal mengenai budaya Minangkabau, drama yang kurang lebih berlangsung selama 3 jam ini rasanya tidak terasa membosankan untuk terus ditonton.

Singkat cerita, berbagai rintangan dan cobaan dihadapi Malin dan Pakiah selama di tanah rantau, namun berkat kegigihan mereka akhirnya sukses berhasil mereka dapat. Bahkan, dalam masa perantauannya Malin berhasil mendapatkan calon istri anak dari Raja Malaka, Putri Azura.

Di akhir babak, sangat terlihat drastis perbedaan drama yang dimainkan dengan legenda yang beredar selama ini. Karena telah meraih kesuksesan, sesuai janjinya Malin bersama calon istrinya kembali ke tanah Minang untuk menemui sang ibunda. Namun, ketika ibu dan anak tersebut bertemu, tiba-tiba datang tsunami yang menerjang pantai. Untuk menyelamatkan sang ibunda, Malin pun mengajaknya pergi dengan kapal yang ia bawa. Konon, Malin dan ibunda selanjutnya terus menuai kesuksesan dan tinggal di sebuah tempat yang kini bernama Negeri Sembilan, dan berkenaan dengan batu yang menyerupai manusia di Pantai Air Manis, Padang, kabarnya batu tersebut merupakan hasil pahatan kakak Mande Rubiah yang tidak menyukai Malin. Sebuah Kisah lain dari si Malin Kundang.

Ditemui selepas acara, A. Syauki Mahmudi berharap acara ini juga dapat memacu anak muda lainnya untuk turut serta menunjukan kekayaan budaya yang dimiliki bangsa ini “Di sini kita bukan hanya menonjolkan budaya Minang saja tapi juga merangkul pemuda di Indonesia untuk ikut serta menyebarkan pula budaya yang mereka miliki,” ujarnya.

Rabu, 25 April 2012

Galeri Foto

Persiapan Pagelaran Seni dan Budaya
Ulang Tahun Perak UPBM Unpad

Baraja mamainan piriang tari pamenan
Latihan Talempong
Menikmati latihan
Latihan Kudo-kudo Randai
Melepas penat


Untuk melihat Foto lainnya klik link dibawah ini,
Dokumentasi latihan UTP UPBM Unpad


Senin, 23 April 2012

SEMINAR BUDAYA

Informasi

On May 3rd 2012

Potret Sukses Generasi Berbudaya

Unit Pencinta Budaya Minangkabau (UPBM) Unpad
Proudly Present :

SEMINAR NASIONAL KEBUDAYAAN
Dengan Tema "Potret Sukses Generasi Berbudaya"

Kamis, 3 mei 2012
Jam 8.00 - 14.00
Graha Sanusi Hardjadinata Unpad, Dipati Ukur, Bandung,

Pembicara :


Keynote Speaker :

Prof. Ir. Wiendu Nuryanti, M.Arch., Ph.D (Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan)
- Sesi I : Pendidikan Berkarakter dan Berbudaya
Indra J.Piliang ( Pengamat Politik )
Yasraf Amar Piliang (Budayawan dan Seniman)
- Sesi II : Internalisasi Nilai Edukasi Budaya Menuju Suatu Kesuksesan
Nancy Margried Panjaitan ( CEO Batik Fractal Indonesia )
Hikmawan Saefullah ( Akademisi, Musisi )
Ahmad Fuadi (Sastrawan)

Dan saksikan Launching Buku "Ekspresikan Budayaku, Budayamu, Budaya Kita".


HTM : Rp 75.000 (umum) ,

Rp 50.000 (mahasiswa).

Cp : Rani (083820657485)


Twitter :
@shareurculture
Blog : ulangtahunperakupbmunpad.blogs
pot.com

Budaya Dalam Genggaman Pemuda
Follow us to share your culture.

Rabu, 11 April 2012

Galeri Foto

Taraso

Duo Datuak Photo Session


Penari Limpapeh Photo Session
Randai Photo Session
Pemain Saluang Photo Session
Galombang Pasambahan
Limpapeh
Randai
Saluang & Bansi
Setelah Acara

Foto Selengkapnya, Silahkan Klik Link Dibawah Ini :

Taraso Photo Session
Taraso Documentation Part I

Jumat, 06 April 2012

SPONSORS & PARTNERS

Sponsored by :














Media Partners :


Supported by :


Organized by :

Kamis, 05 April 2012

Informasi

Coming Soon On May 2012



Mengungkap sisi lain dari budaya.
Saatnya kita bangga dengan ajaran leluhur kita.

Budaya dalam Genggaman Pemuda,
Follow Us to Share Your Culture.